Jumat, 28 Desember 2012

Tulisan Pengantar Bisnis ke 2




Nama Kelompok :
Indri Eka Yasami       "23212720"
Desi Hayati             “21212887"
Anggi Ambarsari       “20212902"
Nia Febriani            “25212297"
Herna Setia             “23212439”
Kelas : 1EB20 

Judul : Berbisnis Cabai
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian adalah salah satu bisnis yang paling tepat jika kita ingin mendatangkan keuntungan dengan waktu yang tidak terlalu lama, bagaimana tidak bila panen datang kita akan siap untuk merauk keuntungan besar. Misalnya disini saya ambil contoh pertanian Cabai Merah.
Bisnis Cabai Merah merupakan salah satu pilihan bisnis yang menggiurkan. Bagaimana tidak? Meskipun harganya fluktuatif, tetapi petani yang konsisten akan merasakan bagaimana manisnya untung dari budidaya cabai.
Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor..        
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
  
BAB II
PEMBAHASAN

Cabe Merah (Capsicum annum)merupakan salah satu komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).
Tanaman ini juga merupakan salah satu tanaman yang tergolong mudah  dibudidayakan, baik di dataran tinggi maupun rendah, dilahan sawah ataupun dilahan kering/tegalan, tanpa memerlukan persyaratan agroklimat yang terlalu khusus.
Berikut adalah beberapa fase dalam penanaman cabai yang baik :
A.    PRATANAM
            1. Lahan
          Lahan yang  digunakan dalam budidaya ini adalah lahan kering/tegalan

            2.  Jenis Pupuk
a.       Pupuk yang digunakan yaitu ZA 560 kg/ha, Urea  240 kg/ha, SP-36   480 kg/ha,KCL    320 kg/ha Borat   16 kg/ha,  Curater  16 kg/ha
b.      Pupuk Susulan  NPK (15 : 15 : 15) 250 kg/ha
c.       Pupuk kandang ayam 20 ton /ha

            3.  Benih
a.       Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
b.      Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

B.     PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
             a.       Media semai dibuat dari tanah, pupuk kandang, pasir : (1:1:1).
             b.      Diberikan Furadan 10 G, 2 gr/kg media semai ditambah 2 gr Daconil/kg media
                    semai.
             c.       Media semai ditutup dengan plastik selama 1 minggu.
             d.      Biji direndam dengan air panas (50 oC) selama 1 jam.
             e.       Persemaian ditutup dengan kasa nilon (rumah kasa).
             f.       Bibit disemai dalam polybag ukuran diameter 20 cm,  tinggi 10 cm.
             g.      Umur bibit di persemaian 25 hari.

C.  PENGOLAHAN TANAH
Persiapan media tanah budidaya tanaman cabai dilakuakan dengan tanah dibajak 1-2 kali, digemburkan dan dibuat  bedengan.

D.    JARAK TANAM DAN SISTEM TANAM
Jarak tanam yang  digunakan  dalam budidaya cabai merah ini adalah 60 x 70 cm (segi tiga) dengan populasi tanaman 16.000 batang/ ha.

E.     PEMANGKASAN
Perempelan tunas.

F.     PENYIRAMAN
Ketersedian air merupakan  hal yang  vital dalam budidaya cabai merah. Pengairan/ kelembaban bedeng disesuaikan dengan kondisi lapangan.

G.    PENGAPURAN
Persipan media tanam dalam budidaya tanaman cabe merah denga pemberian kapur sejumlah 2 ton/ ha.

H.    PEMUPUKAN
 Perlakuan pemupukan  dalam budidaya cabai merah ilakuakn dalam beberapa tahap yaitu :
             1.       Pemupukan (ha),  pemupukan melalui akar
             2.       Pupuk dasar diberikan sebelum pemasangan MPHP :
              Pupuk kandang ayam 20 ton/ ha
              ZA         : 560 kg/ ha
              Ure        : 240 kg/ ha
              SP-36      : 480 kg/ ha
              KCl        : 320 kg/ ha
              Borax           : 16 kg/ ha
              Curater    : 16 kg/ ha
             3.       Pupuk Susulan :
              NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 250 kg/ ha diberikan pada umur 20, 40, 60, 80 dan
              100 HST masing-masing 1/5 dari total dosis di atas.
              MULSA, Mulsa yang digunakan : MPHP
             4.       Pupuk PPC/Pupuk  Daun :
              Complesal     : 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan interval 14 hari (12 HST dan
              26 HST).
              Gandasil 2 lt/ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 40 HST dan 54 HST.
              Bayfolan 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 68 dan 82HST.

I.       PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Jenis hama dan penyakit yang menyerang dalam budidaya cabai merah serta cara penanganannya adalah sebagai berikut :
           1.      Kutu daun/Aphis , diatasi dengan : Curater diberikan pada umur 25 HST
                  (1 gr/batang)
           2.      Hama Trips , diatai dengan : Lanate  2-5 EC , 2 cc/ ltr air
           3.      Tungau, diatasi dengan : Pagassus 500 SC, 2,5 cc/ ltr air
           4.       Antraknosa (Colleorchum capsici dan C. gloesporoides), diatasi dengan :
                  Score 2 cc/ltr air, Daconil 20 gr/lt air (intreval 5 hari sekali)
           5.       Penyakit bercak daun (Cercuspora      capsici), diatasi dengan : Daconil 25 cc/ltr
                  air (intreval 4 hari sekali)
           6.      Penyakit layu  (Fusarium oxysporum), diatasi dengan : Eradikasi (cabut dan bakar)

J.      PANEN DAN PASCA PANEN
Panen   dilakukan pada umur  85 – 90 HST, dengan banyaknya pemanenan ± 14 kali, dengan interval 4 hari sekali.


Disini saya juga memberi salah satu contoh Petani Cabai yang Sukses, untuk memperjelas tulisan bisnis saya :

“Dari Kisah Sukses Petani Cabai yang Kaya Raya “
Cerita ini adalah cerita nyata tentang kesuksesan seorang petani hingga menjadi kaya raya. Hampir setiap tahun selalu muncul kisah nyata tentang orang kaya baru di wilayah Kawangkoan, Tompaso, Langowan, Minahasa, Sulawesi utara. Cerita orang kaya baru ini bukan dari sosok pengusaha, melainkan dari keluarga petani. Dua komoditas pertanian yang membuat orang kaya mendadak adalah cabai dan tomat. Dari hasil bertani dua komoditas ini, puluhan keluarga telah mendapat keuntungan hingga Rp 200 juta, hanya dalam sekali musim tanam. Rumah dan mobil bisa dengan mudah dibeli dengan uang tersebut. Sebuah lahan pertanian seluas sekitar seperempat hektare di Langowan Barat, pernah menghasilkan uang sekitar Rp 150 juta. Uang sebanyak itu dihasilkan hanya dalam waktu empat bulan.

Rommy Mamesah, pemilik lahan itu menceritakan, dirinya benar-benar mendapat rezeki yang sangat besar saat menanam cabai pada pertengahan tahun 2011. Usaha dan kerja keras yang dilakukannya kala itu terbayar lunas saat beberapa pekan sebelum masa panen, harga cabai di pasar meningkat drastis. "Saat menentukan awal penanaman, saya tidak menyangka akan mendapat hasil yang besar seperti itu. Saya sangat bersemangat saat mengetahui harga cabai mulai naik. Tiga minggu sebelum panen, harga di pasaran sudah menyentuh Rp 30 ribu," ujarnya. Kala itu, lanjutnya, nyaris setiap hari harga cabai terus naik. Saat tanaman cabainya dipanen pertama kali, harga jual mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Pada panen pertama, Rommy memetik sekitar 50 kilogram cabai. Artinya, ia berhasil meraup keuntungan Rp 3,5 juta. Uang ini telah menutupi biaya perawatan tanaman sejak awal sampai panen pertama. Hasil tersebut hanya sebagai awal dari hasil yang lebih besar. Saat itu, banyak pengumpul yang datang membeli cabainya.

Awalnya, Rommy menceritakan, ada pria dari Tomohon yang datang menawar cabainya seharga Rp 70 juta. Namun, tawaran tersebut ia tolak. Beberapa pengumpul lain juga datang dan menawar dengan harga yang lebih tinggi. "Saya masih ingat saat itu hari Sabtu, ada pria dari Manado yang datang menawar cabai saya. Awalnya dia hanya menawar seharga Rp 120 juta. Namun, saya tetap menolak. Saya katakan akan melepas cabai saya jika dia berani membayar Rp 170 juta. Setelah tawar-menawar, akhirnya kami sepakat pada harga Rp 150 juta," tuturnya. Prediksi Rommy ternyata tepat. Karena, sepekan kemudian harga cabai menembus harga tertinggi, Rp 90 ribu per kilogram. Harga jual ini sangat tinggi, bahkan melebihi harga jual cengkeh saat itu. "Saya dan keluarga sangat senang mendapat hasil seperti itu. Uang hasil penjualan cabai saya gunakan untuk membangun rumah," tukasnya. Ketika Rommy pernah mendapat hasil yang spektakuler dari tanaman cabai, Masye.

Rumengan (36), warga Kawangkoan, justru mengalami hal sebaliknya. Usaha rumah makan yang menjual tinutuan, hampir bangkrut karena harga cabai yang tinggi. Masye nyaris kehilangan usaha yang menopang perekonomian keluarganya. "Saya pernah sangat stres saat harga cabai mencapai Rp 90 ribu per kilogram. Bagaimana saya bisa berjualan dan mendapat keuntungan jika harga cabai seperti itu. Saya terpaksa menutup sementara usaha saya, karena modal membeli cabai lebih besar dibanding keuntungan. Tidak mungkin juga saya menjual tinutuan (bubur Manado) tanpa menyediakan dabu-dabu (sambal)," jelasnya. Hampir dua bulan, ibu rumah tangga ini menutup usahanya. Sebagai pengganti, dia terpaksa melakukan usaha lain, yaitu mencuci pakaian di rumah tetangga, agar bisa mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah harga cabai dirasa cukup normal, Masye kembali menjalankan usaha menjual bubur Manado. "Kondisi seperti itu selalu saya alami setiap tahun, karena pasti harga cabai akan naik. Namun, jika harga masih Rp 40 ribu per kilogram, saya masih bisa bertahan dan terus berjualan. Walau keuntungannya menjadi sedikit, setidaknya masih cukup untuk kebutuhan keluarga. Selain itu, saya harus terus menjaga pelanggan saya. Namun, kalau harga kembali naik sampai Rp 90 ribu per kilogram, saya pasti akan menutup sementara usaha saya," bebernya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan                                                                               
Berdasarkan tulisan diatas dapat disimpulan bahwa bisnis cabai merupakan bisnis yang mudah di budidayakan. Selain itu kita juga bisa mendapat keuntungan yang besar, karena cabai merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak mempunyai barang substitusi, sehingga semahal apapun harga cabai di pasar mungkin hanya sedikit perubahan permintaan, atau dapat dikatakan tidak akan mempengaruhi tingkat permintaan masyarakat.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar