Disusun oleh
Anggi Ambarsari “20212902"
Kelas : 1EB20
JUDUL : EKONOMI KREATIF MEMBANGUN NEGARA
PENDAHULUAN
Konsep Ekonomi Kreatif semakin mendapat perhatian utama
di banyak negara karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap
perekonomian. Di Indonesia, gaung Ekonomi Kreatif
mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing
produk nasional dalam menghadapi pasar global.
Pemerintah melalui Departemen
Perdagangan yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian
membentuk tim Indonesia Design Power bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia
menjadi produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki
karakter nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif
terhadap negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif
dan meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.
EKONOMI
KREATIF MEMBANGUN NEGARA
Dunia kini tengah memasuki era industri gelombang keempat,
yaitu industri ekonomi kreatif (creative
economic industry), usaha industri ekonomi kreatif diprediksi
akan menjadi industri masa depan sebagai fourth wave industry (industri gelombang keempat),
yang menekankan pada gagasan dan ide kreatif, hal ini bukan tanpa alasan,
mengingat industri ekonomi kreatif telah mampu mengikat pasar dunia dengan
jutaan kreativitas dan persepsi yang dapat dijual secara global. Walt Disney di
Amerika Serikat, contohnya, mereka hanya menjual lisensi, brand, dan ide
kreatifnya. Pabriknya tidak perlu di AS, tetapi bisa di Cina, India dan lokasi
lainnya.
Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan
produk-produk baru inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang di era ekonomi
kreatif. Ramalan Richard Florida (2004) ini kian hari terlihat semakin
nyata, termasuk di Indonesia. Kita dapat melihat bagaimana perkembangan kota
Solo dengan Wisata Kuliner, Pasar Seni/Barang Antik dan pertunjukan Seni
berbasis Budaya, Kota Bandung dengan distro atau factory
outletnya, Kota Jember dengan Jember
Fashion Festivalnya atau
bagaimana Kota Bangkok mengemas potensi wisata Chao Praya River yang
sesungguhnya “biasa-biasa saja”
menjadi “luar biasa”, dimana pada setiap pemberhentian jalur sungai, dengan
sentuhan kreatifitas dan inovasi, menjelma menjadi destinasi wisata
yang berperan sentral dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal,
dengan beragam produk kerajinan, pertunjukan seni dan event lainnya.
Produk-produk khas Indonesia seperti batik,songket sampai
mebel Jepara telah diakui di mancanegara. Hal ini tidak terlepas dari karya
kreasi anak bangsa yang sudah ada, membuat pemerintah merasa perlu melihat
potensi ekonomi kreatif Indonesia. Melihat kontribusinya yang signifikan,
kegiatan ini perlu ditingkatkan setiap tahunnya.
Pengembangan ekonomi
kreatif akan sangat berperan dalam mengembangkan job creation, mengingat
besarnya potensi ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia, dengan lebih dari 300
suku bangsa. Dari sisi demografi penduduk usia muda yang mencapai 43% menjadi
modal plus yang kita miliki, karena kreatifitas sangat dekat dengan kaum muda.
Pengembangan ekonomi kreatif juga akan berdampak langsung bagi
masyarakat kalangan menengah ke bawah, mengingat sektor ekonomi
kreatif, sebagian besar digerakkan oleh pelaku UMKM dan
sangat potensial menjadi kekuatan dashyat untuk mendorong Indonesia
menjadi negara maju, Daniel Pink dalam bukunya, The Whole New Mind
(2006), mengatakan bahwa sektor-sektor yang bisa dikembangkan oleh
negara-negara maju, yang sulit ditiru oleh negara-negara lainnya, adalah sektor
yang lebih banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia, seperti aspek
art, beauty, design, play, story, humor, symphony, caring, empathy and meaning.
Karena ini memerlukan kemampuan spesifik manusia yang melibatkan kreativitas,
keahlian, dan bakat. Sedangkan sektor industri dan informasi, lebih banyak
memerlukan kemampuan otak kiri (berpikir linier, mekanistik, rutin/hafalan dan
parsial). Hal ini berarti kualitas SDM yang diperlukan adalah manusia yang
berkarakter dan kreatif. Oleh karena itu menjadi jelaslah bahwa ekonomi
kreatif perlu dijadikan sebagai salah satu sektor yang harus didorong
perkembangannya.
Namun, ada tantangan yang harus
dihadapi dalam industri kreatif di Indonesia, yaitu bagaimana daya kreativitas
anak bangsa terus berkembang agar tidak kalah dalam persaingan global sehingga
bisa tetap memberikan kontribusi positif bagi negara. Jepang, Korea, Taiwan, dan RRC adalah
negara-negara yang terkenal sebagai negara produsen yang andal dan karakter
bangsanya terkenal sebagai bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi, hemat, dan
mau “bersusah-susah dulu” untuk “membangun istana masa depan”. Tak berlebihan
menyebut Hong Kong dan Singapura sebagai contoh kawasan kecil yang tak memiliki
sumber daya alam, namun keduanya boleh bangga karena termasuk yang terkaya di
dunia, karena etos kerja dan kualitas kerjanya yang bagus. Apabila negara-negara maju merasa semakin sulit untuk dapat bersaing dengan China dan India dalam berbagai sektor industri dan teknologi informasi, bagaimana dengan Indonesia yang rata-rata kualitas SDM-nya masih relatif lebih rendah? Sebetulnya Indonesia mempunyai potensi besar dalam bidang creative economy.
Namun, pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap bersaing dengan negara-negara lain yang terus mengembangkan kualitas produk dan jasanya secara kreatif dan inovatif? Selain itu, apakah Indonesia bisa menjadi tempat yang kondusif bagi tumbuhnya manusia-manusia kreatif, berkarakter (jujur, beretos kerja tinggi, disiplin, ramah, baik hati, toleran dan sebagainya), sehingga menarik untuk para investor? Semuanya bermuara dari bagaimana mereka dididik dan dipersiapkan.
PENUTUP
Ekonomi Kreatif merupakan
cara pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi
pasar global pemerintah berusaha menempatkan produk Indonesia menjadi produk
yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter
nasional sehingga orang yang menjalankannya haruslah kreatif dan inovatif dan
juga berkualitas .
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar